4  4 UTS-4: Membedah SHAPE Saya

Di bagian ini, saya melakukan refleksi diri berdasarkan kerangka kerja SHAPE (Strengths, Heart, Aptitudes, Personality, Experiences).

Ini adalah upaya untuk memahami “manual” diri saya sendiri — cara saya berpikir, berjuang, dan berkembang dari berbagai pengalaman hidup.

4.1 4.0.1 S - Strengths (Kekuatan)

Saya belum pernah mengikuti asesmen formal seperti VIA Character Strengths, tetapi melalui refleksi pribadi, saya menemukan beberapa kekuatan yang paling menonjol dalam diri saya:

5 Kekuatan Teratas Saya:

  • Berpegang teguh pada moral dan kepercayaan pribadi
  • Adaptif terhadap situasi yang dihadapi
  • Mampu memenuhi kebutuhan dengan cepat ketika dalam kondisi terdesak
  • Mampu bangkit kembali setelah jatuh (Perseverance)
  • Dapat mempelajari hal baru dengan menemukan cara belajar yang paling sesuai untuk diri saya sendiri

Refleksi Keautentikan:

Kekuatan inti saya adalah kemampuan untuk bangkit kembali setelah terjatuh. Saya sering kali berada dalam situasi yang tidak mudah, terutama sejak awal kuliah, namun setiap kali saya terpuruk, selalu ada cara untuk kembali berdiri. Saya percaya bahwa kekuatan terbesar saya bukan terletak pada kemampuan untuk tidak jatuh, tetapi pada kemampuan untuk kembali melangkah setelahnya.

4.2 4.0.2 H - Heart (Hati: Nilai & Gairah)

Nilai hidup yang paling penting bagi saya saat ini adalah rasa tenang.

Selama ini saya sering mengabaikan pentingnya ketenangan, sampai akhirnya saya mengalami berbagai kesulitan yang membuat saya benar-benar menghargainya.

Nilai-nilai yang paling memandu saya:

  • Rasa tenang
  • Pembelajaran berkelanjutan
  • Hubungan dengan orang-orang yang saya sayangi

Saya merasa paling hidup saat mengalami momen kecil yang mengingatkan saya pada tujuan hidup — saat saya menyadari bahwa saya selalu bisa bangkit kembali, apa pun yang terjadi. Jika waktu dan uang tidak menjadi batasan, saya ingin terus belajar dan menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat saya. Di sanalah saya merasa paling damai.

4.3 4.0.3 A - Aptitudes (Bakat & Keterampilan)

Keterampilan teknis yang saya kuasai:

  • Coding, baik untuk proyek pribadi maupun akademik
  • Olahraga, terutama dalam menjaga konsistensi dan disiplin diri
  • Pattern recognition, kemampuan mengenali pola dalam data maupun perilaku

Keterampilan interpersonal yang saya miliki:

  • Mampu mendeteksi intensi seseorang dari gestur dan perilaku kecilnya
  • Mampu bertahan dan fokus dalam situasi sulit
  • Mampu memahami emosi orang lain dengan cukup baik

Banyak orang melihat saya sebagai seseorang yang bisa diandalkan saat situasi menjadi sulit. Saya mungkin tidak selalu menjadi orang yang paling bersemangat di awal, tetapi saya hampir selalu bertahan sampai akhir.

4.4 4.0.4 P - Personality (Kepribadian)

Hasil tes kepribadian saya adalah INFP.

Saya cenderung pendiam, tetapi tidak dengan orang yang tepat. Saya sering melakukan refleksi diri, dan hal itu menjadi pedang bermata dua: bisa membantu saya memahami diri sendiri, tapi juga membuat saya mudah tergoyah secara emosional. Emosi bagi saya sangat penting, karena saya sering kali mengambil keputusan berdasarkan perasaan yang jujur dari dalam diri.

Saya suka mempelajari seseorang dari kebiasaan dan perilakunya. Ada kepuasan tersendiri saat saya bisa memahami cara seseorang berpikir tanpa harus banyak bertanya.

Meski saya seorang introvert, saya menyadari bahwa saya tetap membutuhkan interaksi sosial. Saya merasa lebih tenang ketika tahu bahwa saya masih memiliki orang-orang untuk diajak berbicara dan berbagi cerita.

Refleksi Keautentikan:

Saya adalah seorang introvert yang sadar akan pentingnya koneksi manusia. Saya butuh waktu sendiri untuk mengisi energi, tetapi juga butuh hubungan bermakna untuk menjaga kewarasan. Kontradiksi ini justru membuat saya lebih seimbang sebagai pribadi.

4.5 4.0.5 E - Experiences (Pengalaman)

Tiga pengalaman hidup yang paling membentuk diri saya:

  • Masuk kuliah di perguruan tinggi yang dikenal sulit untuk dijalani
    • Proses masuk dan bertahan di lingkungan yang penuh tekanan membuat saya belajar arti sebenarnya dari disiplin dan ketekunan.
  • Perjuangan masuk ke perguruan tinggi tersebut
    • Perjalanan panjang hingga akhirnya diterima menanamkan prinsip bahwa selalu ada jalan untuk mencapai tujuan, asalkan saya bertindak.
  • Mengalami kehilangan seseorang yang berarti
    • Pengalaman ini mengubah cara saya memandang kehidupan, dan menumbuhkan rasa empati yang lebih dalam terhadap orang lain.

Dari semua itu, saya belajar bahwa tidak ada hal yang bisa tercapai tanpa aksi. Keyakinan saja tidak cukup; tindakanlah yang mengubah keadaan. Saya selalu percaya bahwa akan ada jalan, selama saya terus berjalan.

Salah satu pengalaman paling penting adalah ketika saya mengalami kejatuhan di semester tiga. Saat itu saya benar-benar mempertanyakan tujuan hidup, arah, dan alasan saya berjuang. Namun dari situ saya belajar satu hal penting: nasib saya hanya akan berubah jika saya sendiri yang bergerak.

4.6 4.0.6 Piagam Diri (Self Charter) Saya

Saya adalah seseorang yang cukup idealis namun cenderung pesimis. Saya percaya bahwa segala sesuatu dapat dicapai, asalkan saya konsisten dalam bertindak untuk mencapainya. Saya sangat menghargai teman dan hubungan yang saya miliki, karena tanpa mereka saya tidak akan sekuat sekarang.

Saya ingin membuat gerakan yang berarti, sesuatu yang dapat meninggalkan jejak, baik dalam diri saya maupun di lingkungan sekitar. Saya ingin hidup dengan dampak yang nyata dan dengan penyesalan yang sesedikit mungkin.